Empowering Youth
Dunia, yang dikatakan tempat yang
paling indah untuk di pandang, tempat yang paling nyaman untuk dinikmati
masanya, dan rangkaian kehidupan yang paling bercampur aduk antara kebaikan dan
keburukan yang tiada hentinya bertempur saling mengalahkan.
Begitulah kiranya gambaran dunia
masa demi masa, kekuasaan yang diperebutkan, tanah yang dijajah, keangkuhan
yang disebar kesetiap sudut dunia ini. Yang tak dipungkiri sudah menjadi kodrat
setiap manusia untuk terus ingin menguasai apa yang ia ingini. Tak terkecuali
pemuda.
Pemuda yang katanya menjadi tulang
punggung bangsa, yang ceritanya pula memiliki kekuatan besar untuk mengguncang
dunia, yang dielu elukan akan menyelamatkan negeri negeri yang terjajah dirinya
sendiri. Harapan yang dielu elukan seakan memang terus terpancarkan dihadapan
setiap kalangan manusia di negerinya masing masing.
Setiap generasi memiliki sesosok
atau bahkan sekelompok pemuda yang menjadi tiang kokoh penyangga bangsa, tak
henti hentinya terus hadir sosok sosok baru yang seakan mengejawantahkan apa
yang telah dituliskan takdir dalam suratannya. Inilah pemuda, yang terus
ditunggu tunggu kemasyuran kekuatannya, fikiran idealisnya dan keajaiban dari
setiap apa yang ia sentuhkan.
Saat kita menengok untuk melihat
keajaiban apa yang akan tertulis lewat tangan para mpu mudanya bangsa, seakan
kita hanya bisa terhenyak, berharap akan timbul benar benar keajaiban. Namun,
beginilah keadaan Sang Mpu mudanya bangsa, yang dirajai hedonisme dalam
nafsunya, dikuasai pemikiran liberal terhadap dirinya yang semakin meredupkan
sinar mutiara dalam dirinya. Hanya kefanaan dunia yang dikejar, hingga dalam
dirinya tak terbersit sedikitpun memikirkan, bagaimana nasib Negara ini BUNG !?
Malu, melihat apa yang telah
digoreskan centi demi centi oleh pemuda tahun 45, begitu idealisnya pemikiran
mereka, begitu kritinya sikap mereka yang semakin memancarkan mutiara yang
tersimpan rapi dalam dirinya. Yang kala itu, tak dapat dihargai hanya dengan
recehan sen. Yang mau dan mampu menyuarakan apa yang mereka kehendaki,
melantangkan apa yang menjadi milik bangsa ini kepada arang melintang. Itulah
pemuda, yang dengannya bangsa Berjaya, dengannya bangsa mengenal dirinya
sendiri.
Begitulah seharusnya pemuda, ahh . .
. kita tak akan membandingkan dan bukan untuk menyalahkan pemuda hari ini atau
menyindir suatu bagian dari negeri ini yang kita anggap salah atas keadaan.
Inilah, saatnya pemikiran sebagai seorang yang idealis terhadap tujuannya,
optimis terhadap targetnya, dan peka terhadap apa yang ada disekitarnya kita
mulai. Mulai untuk memutar setir bangsa ini dengan pelan dan terarah, bukan
untuk secepat cepatnya memutar setir itu.
Ada hal special yang harus kita tahu
tentang pemuda, yang kita harus pahami bersama, bahwa pemuda menjadi satu
elemen besar untuk mempengaruhi bangsa ini, pemuda menjadikan diri sebagai role
model perkembangan bangsa. Kebiasaanlah yang perlu dibangun, kebiasaan berbuat
suatu yang bermakna baik bagi orang lain. Berarti bahwa, setiap langkah yang
ditempuh pemuda itu memutar pula stir kemudi bangsa ini ke jalan yang lebih
halus. Inilah step penting dalam mendalami apa yang dibutuhkan dan menjadi
problema besar di setap kalangan muda hari ini.
Seperti layaknya pemuda hedonis, pasti para pemuda
yang lain mengungkapkan kata “ terus gue ngelakuin ini dapet apa ? “. Sebuah
pertanyaan yang bisa saja menghentikan gerak kita, berhenti menyokong mereka
atau bahkan memarahi mereka. Karena kita menganggap mereka tidak memahami
konsep yang kita bawa dan betapa besar keuntungan bagi mereka.
Dan inilah tugas pertama dalam usaha mengerahkan
kekuatan pemuda. Dalam setiap pehamanan tersebut, perlu kita ketahui bahwa
memahamkan kepada pemuda tentang konsep bahwa merekalah sang pilot bangsa hari
ini tidak dengan sembarang cara, setiap ucapan setiap pemahaman yang kita
curahkan perlu dibungkus dengan corak yang menggairahkan bagi mereka.
No comments:
Post a Comment