Kala Cinta Membungkam Mata hati
Oleh Muhammad Dzaki Ardian Saputra
Tak dapat di ungkapkan dengan untaian kata, tak dapat di ungkapkan
dengan kedipan mata, hanya mampu diungkapkan lewat hati yang sedang mendamba
seseorang yang akan memahami yang dirasakan satu sama lain. Ya . . . inilah
CINTA, cinta lahir sejak Nabiullah Adam dipertemukan dengan Hawa oleh Allah.
Jadi, seakan menjadi hal yang lumrah bagi setiap manusia merasakan perasaan
yang bisa membunuh akal ini.
Allah pun memang menciptakan makhluk yang kita sebut dengan CINTA ini,
dan menambatkannya pada setiap makhluk yang ia ciptakan. Mungkin inilah caraNya
untuk mempersatukan makhluk ciptaanya yang satu dengan yang lain.
Banyak perdebatan tentang cinta, bukan masalah indah atau suramnya
cinta itu, namun karna halal atau haramnya cinta yang akan tumbuh itu. Siapa
yang tahu kala cinta dapat membutakan mata hatimu sehingga melihat yang buruk
menjadi baik, dan yang baik menjadi semakin baik, mungkin untuk kalimat yang
terakhir adalah sebuah hal yang menjadi dambaan para pencinta, tapi untuk satu
kalimat yang lain ? maka sebuah kalimat KALA CINTA MEMBUNGKAM MATA HATI, akan
menjadi kata yang pas untuk sejoli yang merasakan dahsyatnya cinta.
Kadangkala seseorang tak mampu untuk mengendalikan pemikirannya dengan
dasar apapun, ya karna cinta itu, kadangkala pula manusia tak dapat
mengkerdilkan nafsunya, ya karna cinta, apa lagi ? cinta kadang di sangkal oleh
setiap manusia dalam ucapannya. Tapi apa mau dikata, Allah memang telah
menanamkan rasa tersebut di lubuk hatinya, sujudmu pada Sang Maha Pencipta
adalah bukti cintamu pada Nya.
Lantas apa yang kau sangkal lagi? Membedakan cinta pada Allah dengan
dambaanmu yang lain ? tak sedikit manusia yang mengatakan “ Cintaku Pada Allah
itu lebih besar dari pada cintaku pada si dia . . . “, tapi setiap semenit
sekali mikirin dia, kapan nginget Allahnya ??? tak sedikit pula orang yang
berucap “ Cintaku ini 100% untuk Allah, gak ada yang lain . . . “ namun, tiba
tiba kau jatuh cinta pada si dia, jadinya cinta ke Allah berapa persen tuh ?
Seakan manusia itu sok kuat untuk menandingi rasa yang entah tumbuh dari mana
itu.
Prinsipnya adalah cinta akan tumbuh pada hati seseorang disaat
seseorang itu menginginkan, mendambakan, dan terbiasa dengan hal itu. Maka akan
timbul cinta dihatinya. Lantas cinta yang seperti apa yang tak akan membungkam
mata hati ?
“ 7 golongan yang aku jamin masuk surg adalah orang muslim yang
mencintai saudaranya karna Allah . . . “ ( HR.Muslim)
Jadi sudah jelaskan ? bagaimana cinta yang tak akan membutakan mata hatimu?
Tentu bukan hal yang mudah mewujudkan rasa yang semacam itu, butuh waktu dan
keikhlasan yang penuh untuk mewujudkan itu, tak bergelantungan dihatinya
dambaan dambaan yang lain selain meminta ridho dari illahi. Itulah kuncinya.
Dimana saat hati benar benar mencintai apa yang kamu inginkan, semua atas dasar
pemikiran bahwa inilah yang aku persembahkan untuk Penciptaku.
Akan sama dengan pada saat kamu memilih pasangan yang kau ingini,
melihatlah dengan melatih Bashirah , bukan hal yang mustahil saat kamu memilih
seseorang yang kau ingini, kau hanya membutuhkan 1 atau 2 waktu untuk
mengenalinya, dan pada akhirnya akan menjadi pasanganmu.
Mencoba mengingat saat Ali bin Abi Thalib dan Fatimah Azzahra yang
sejak kecil memang tinggal serumah, setiap hari bertemu, tak disangka saling
menyimpan hati sejak semasasa kecil, tanpa ada yang saling mengetahui hati yang
mereka miliki. dan begitu indahnya yang pada akhirnya memang mereka menjadi
satu. Yang kemudian pada saat mereka sudah menjadi pasangan yang utuh. Ali berkata
“ wahai Fatimah putri Rasulullah, maafkanlah aku . . . sebelum bersamamu aku
telah memiliki hati terhadap seseorang . . . “, Fatimahpun menjawab “ siapakah
gerangan ? “ Ali segera menjawab “ dialah dirimu Fatimah Az Zahra . . . “
Sungguh sebuah awal yang manis dan akhir yang begitu indah. Mari kita
bercermin pada masa dimana kita berdiri ini, mungkin adakah hal yang semacam
ini akan terjadi ? maka akan kita berikan apresiasi yang begitu tinggi dengan
kekuatan yang ia miliki. Belajar dari berbagai pengalaman, sungguh begitu
banyak mudharat dari cinta yang tak terarah, dan membungkam hati pelakunya.
Tak akan selesai apabilah kita bercerita dan berdebat, sampai mana akan
berhenti keburukan dari tumbuhnya cinta ini ? tak jauh dari pemikiran kita
sebenarnya jawaban itu, maka hatimu yang begitu kecil itulah yang akan
menghentikan keburukan cinta.
Andaikan cinta memenuhi permukaan bahkan kedalam bumi kita ini, tak
mungkin ada kerusakan yang begitu besar di dunia, bahkan mungkin perang dunia
dulu, tak akan mungkin terjadi.
Bukankah tak ada alasan untuk tidak menghentikan keburukan cinta yang
tumbuh ini? Namun adakah yang tak enggan untuk bergerak mencurahkan seluruh
cintanya untuk menghapuskan noda ini ? maka hati kecilmu yang akan memberikan
jawabannya.
Keburukan cinta akan hilang, kala keburukannya itu dibalas dengan
kebaikan cinta itu, walaupun tak dapat hilang seutuhnya, namun setidaknya
butanya mata hati karena cinta itu tak dapat tumbuh, Karen cintanya didasari
keinginann untuk selalu mendapatkan kebaikan dari cinta yang ia bangun. Lantas
? maukah kita dibutakan oleh cinta ? jika dibutakan cinta untuk selalu ikhlas
berbuat kebaikan itu sangat indah, tapi dibutakan cinta dengan keburukan ?
apakah kita mau untuk menerimanya?
Nafsulah yang membungkam mata hatimu, yang memandang buruk menjadi baik
dan baik menjadi suatu hal terlalu biasa. Mata hati yang telah terserang virus
pembungkam hati itu akan menjadi keras seperti batu, lebih gelap dari pada
malam dan lebih suram dari pada kematian. Tak ada pikiran yang terjaga, tak ada
darah yang terlindungi.
Kebahagiaan cinta seorang hamba adalah jika ia mendapatkan petunjuk
karena cintanya dan dapat mengarahkan cintanya pada tujuan yang kaffah yaitu
ikhlasnya Allah. Semua ucapan yang diutarakan pada cinta, perilakunya dan
semuanya dipertimbangan dengan kebaikan cinta, salam kondisi apapun.