Saturday, March 19, 2016

The Owner Of Love



The Owner Of Love
Oleh
Azzam Al Ghifary
            Namanya adalah yang tak dapat di dzalimi, sebutan untuk sebuah penghormatan, kecintaan, dan kemolekan kepribadian.Begitu teristimewa nama tersebut, apapun yang dikatakan untuk namanya, tak dapat terhapuskan pujian yang tersemat padanya.
            Muhammad, yang berarti terpuji, yang mengantarkan rahmat bagi umatnya, yang menghantarkan senyuman dan keindahan dunia pada umatnya, siapalah yang akan memburukkan citranya ? dengan apapun itu, namanya tak akan pernah ternodai keburukan.  “ . . . hai Muhammad (terpuji) yang bodoh ? . . . “ seburuk apapun mencercanya, dia tetap selalu memuji Rasulullah SAW.
Laksana embun menetes kala fajar mulai terbangun, kasih yang tak teruntai batasnya bagi umatnya. Tak terpotong sedikitpun oleh keutamaanya, one love for all human. Hampir sebuah kemustahilan jika seseeorang tak mendapatkan kasihnya kala bertemu dengannya. Enggan untuk meninggalkan pertemuan dengannya walau hanya lewat mimpi.
            Sebuah gambaran yang begitu mengagumkan kala hati ini telah begitu dekat dengannya, bahkan melebihi pertautan hati kita dengan sanak saudara kita. Dan inilah hal yang paling indah selain keindahan kala kita telah hadir untuk mencintai Allah demi apapun itu.
“Belum beriman seorang hingga aku menjadi yang paling dia cintai melebihi orang tuanya, anaknya, dan orang orang semua”
Bukan sebuah paksaan bagi umatnya untuk mencintainya, tapi sebuah keajaiban yang akan timbul tanpa disadari dalam lubuk hatinya, rasa cinta yang begitu mendalam kepada The Owner Of Love ini, karena setap detik dalam perjalanan hidup seorang muslim yang benar benar cinta pada Tuhannya, maka teringatlah dia dengan seorang pembawa kasih yang setia, ya . . . Rasulullah SAW.
Aku mencintaimu (seluruh umat) dengan cinta yang tak ternoda dan sebagian besar cinta seorang laki laki adalah fatamorgana.Aku persembahkan cinta murni kepadamu,inilah bukti nyata dan tulisan atas cinta itu.
            Entah sebuah syair ataupun sabda dari beliau, yang pasti tesirat dalam perkataannya ini adalah, begitu tulusnya cinta dan kasih sayang yang Rasulullah berikan pada umatnya, dan bahkan tak ternoda sedikitpun oleh keangkuhan dan kesombongan. Cinta murni yang terlepas dari cinta beliau terhadap keluarganya, saudaranya, orang tuanya. Seperti apa yang beliau ucapkan pada umatnya.
            Cinta yang tak bertepuk sebelah tangan, cinta yang begitu memberikan kehangatan. Bahkan dalam riwayat riwayat sahabat, cinta yang murni mereka berikan, begitu menggebu gebunya cinta mereka pada utusan sang Rabb ini. Cinta yang menguasai jiwa dan merajai hati, cinta yang tak terkalahkan oleh cinta pada anaknya, keluarganya, hartanya, karena cinta yang telah benar benar merasuk ke dalam relung jiwa dan dasar nurani.
            Dari sisi mankah dari Rasulullah yang membuat kita tak mencintai sosok pencinta seperti beliau? Tak ada satupun pemimpin umat yang begitu dicintai dan dilindungi oleh pengikutnya selain beliau. Yang lain melindungi dirinya dari tebasan pedang, yang lain melindungi Rasulullah dari tebasan dengan jiwanya. Umat mana dalam sejarah yang tercatat memperlihatkan begitu besar pengorbanan pada pemimpin yang ia cintai sehingga ia mengorbankan raganya untuk pemimpinnya itu.
            Cinta yang besar darinya, membuat ia dijadikan teladan bagi seluruhnya, dialah yang menjadi pintu pertama dalam segala urusan. Gelar sang pemilik cinta kasih tak menjadi sesuatu yang dilebih lebihkan baginya. Cinta murninya menjadikan dunia yang kelam menjadi zaman penuh cahaya keberkahan. Dengan kekuatan cintanya, mampu membuat musuhnya pun tak kuasa untuk memujinya, sebenci apapun seorang musuh padanya, pasti terbersit pujian untuknya.
            Pembawa kebahagiaan, kebaikan dan kesenangan bagi umat manusia. Cinta yang tak membutakan, cinta yang tak membakar hati, dan bukan lah cinta yang menggelapkan hati.
Tak seperti cinta pada harta, tak mirip cinta pada keluarga, namun lebih baik dari keduanya. Inilah cinta sang pemilik cinta kasihNya. Yang menghantarkan cinta dari Sang Kholiq pada umat di dunia. Bukan cinta yang memaksakan kehendak agar dicintai, namun cinta yang menimbulkan cinta yang lain di dalam lubuk hati seseorang yang merasakan cinta kasihnya yang murni.

No comments:

Post a Comment

Ads Inside Post