Friday, April 15, 2016

Kala Cinta Membungkam Mata Hati



Kala Cinta Membungkam Mata hati
Oleh Muhammad Dzaki Ardian Saputra

Tak dapat di ungkapkan dengan untaian kata, tak dapat di ungkapkan dengan kedipan mata, hanya mampu diungkapkan lewat hati yang sedang mendamba seseorang yang akan memahami yang dirasakan satu sama lain. Ya . . . inilah CINTA, cinta lahir sejak Nabiullah Adam dipertemukan dengan Hawa oleh Allah. Jadi, seakan menjadi hal yang lumrah bagi setiap manusia merasakan perasaan yang bisa membunuh akal ini.
Allah pun memang menciptakan makhluk yang kita sebut dengan CINTA ini, dan menambatkannya pada setiap makhluk yang ia ciptakan. Mungkin inilah caraNya untuk mempersatukan makhluk ciptaanya yang satu dengan yang lain.
Banyak perdebatan tentang cinta, bukan masalah indah atau suramnya cinta itu, namun karna halal atau haramnya cinta yang akan tumbuh itu. Siapa yang tahu kala cinta dapat membutakan mata hatimu sehingga melihat yang buruk menjadi baik, dan yang baik menjadi semakin baik, mungkin untuk kalimat yang terakhir adalah sebuah hal yang menjadi dambaan para pencinta, tapi untuk satu kalimat yang lain ? maka sebuah kalimat KALA CINTA MEMBUNGKAM MATA HATI, akan menjadi kata yang pas untuk sejoli yang merasakan dahsyatnya cinta.
Kadangkala seseorang tak mampu untuk mengendalikan pemikirannya dengan dasar apapun, ya karna cinta itu, kadangkala pula manusia tak dapat mengkerdilkan nafsunya, ya karna cinta, apa lagi ? cinta kadang di sangkal oleh setiap manusia dalam ucapannya. Tapi apa mau dikata, Allah memang telah menanamkan rasa tersebut di lubuk hatinya, sujudmu pada Sang Maha Pencipta adalah bukti cintamu pada Nya.
Lantas apa yang kau sangkal lagi? Membedakan cinta pada Allah dengan dambaanmu yang lain ? tak sedikit manusia yang mengatakan “ Cintaku Pada Allah itu lebih besar dari pada cintaku pada si dia . . . “, tapi setiap semenit sekali mikirin dia, kapan nginget Allahnya ??? tak sedikit pula orang yang berucap “ Cintaku ini 100% untuk Allah, gak ada yang lain . . . “ namun, tiba tiba kau jatuh cinta pada si dia, jadinya cinta ke Allah berapa persen tuh ? Seakan manusia itu sok kuat untuk menandingi rasa yang entah tumbuh dari mana itu.
Prinsipnya adalah cinta akan tumbuh pada hati seseorang disaat seseorang itu menginginkan, mendambakan, dan terbiasa dengan hal itu. Maka akan timbul cinta dihatinya. Lantas cinta yang seperti apa yang tak akan membungkam mata hati ?
“ 7 golongan yang aku jamin masuk surg adalah orang muslim yang mencintai saudaranya karna Allah . . . “ ( HR.Muslim)
Jadi sudah jelaskan ? bagaimana cinta yang tak akan membutakan mata hatimu? Tentu bukan hal yang mudah mewujudkan rasa yang semacam itu, butuh waktu dan keikhlasan yang penuh untuk mewujudkan itu, tak bergelantungan dihatinya dambaan dambaan yang lain selain meminta ridho dari illahi. Itulah kuncinya. Dimana saat hati benar benar mencintai apa yang kamu inginkan, semua atas dasar pemikiran bahwa inilah yang aku persembahkan untuk Penciptaku.
Akan sama dengan pada saat kamu memilih pasangan yang kau ingini, melihatlah dengan melatih Bashirah , bukan hal yang mustahil saat kamu memilih seseorang yang kau ingini, kau hanya membutuhkan 1 atau 2 waktu untuk mengenalinya, dan pada akhirnya akan menjadi pasanganmu.
Mencoba mengingat saat Ali bin Abi Thalib dan Fatimah Azzahra yang sejak kecil memang tinggal serumah, setiap hari bertemu, tak disangka saling menyimpan hati sejak semasasa kecil, tanpa ada yang saling mengetahui hati yang mereka miliki. dan begitu indahnya yang pada akhirnya memang mereka menjadi satu. Yang kemudian pada saat mereka sudah menjadi pasangan yang utuh. Ali berkata “ wahai Fatimah putri Rasulullah, maafkanlah aku . . . sebelum bersamamu aku telah memiliki hati terhadap seseorang . . . “, Fatimahpun menjawab “ siapakah gerangan ? “ Ali segera menjawab “ dialah dirimu Fatimah Az Zahra . . . “
Sungguh sebuah awal yang manis dan akhir yang begitu indah. Mari kita bercermin pada masa dimana kita berdiri ini, mungkin adakah hal yang semacam ini akan terjadi ? maka akan kita berikan apresiasi yang begitu tinggi dengan kekuatan yang ia miliki. Belajar dari berbagai pengalaman, sungguh begitu banyak mudharat dari cinta yang tak terarah, dan membungkam hati pelakunya.
Tak akan selesai apabilah kita bercerita dan berdebat, sampai mana akan berhenti keburukan dari tumbuhnya cinta ini ? tak jauh dari pemikiran kita sebenarnya jawaban itu, maka hatimu yang begitu kecil itulah yang akan menghentikan keburukan cinta.
Andaikan cinta memenuhi permukaan bahkan kedalam bumi kita ini, tak mungkin ada kerusakan yang begitu besar di dunia, bahkan mungkin perang dunia dulu, tak akan mungkin terjadi.
Bukankah tak ada alasan untuk tidak menghentikan keburukan cinta yang tumbuh ini? Namun adakah yang tak enggan untuk bergerak mencurahkan seluruh cintanya untuk menghapuskan noda ini ? maka hati kecilmu yang akan memberikan jawabannya.
Keburukan cinta akan hilang, kala keburukannya itu dibalas dengan kebaikan cinta itu, walaupun tak dapat hilang seutuhnya, namun setidaknya butanya mata hati karena cinta itu tak dapat tumbuh, Karen cintanya didasari keinginann untuk selalu mendapatkan kebaikan dari cinta yang ia bangun. Lantas ? maukah kita dibutakan oleh cinta ? jika dibutakan cinta untuk selalu ikhlas berbuat kebaikan itu sangat indah, tapi dibutakan cinta dengan keburukan ? apakah kita mau untuk menerimanya?
Nafsulah yang membungkam mata hatimu, yang memandang buruk menjadi baik dan baik menjadi suatu hal terlalu biasa. Mata hati yang telah terserang virus pembungkam hati itu akan menjadi keras seperti batu, lebih gelap dari pada malam dan lebih suram dari pada kematian. Tak ada pikiran yang terjaga, tak ada darah yang terlindungi.
Kebahagiaan cinta seorang hamba adalah jika ia mendapatkan petunjuk karena cintanya dan dapat mengarahkan cintanya pada tujuan yang kaffah yaitu ikhlasnya Allah. Semua ucapan yang diutarakan pada cinta, perilakunya dan semuanya dipertimbangan dengan kebaikan cinta, salam kondisi apapun.

No comments:

Post a Comment

Ads Inside Post